Minggu, 29 Maret 2015

FF Lee Seung Gi : Flash Couple


FLASH COUPLE
Dedicated to Linda Hardiyanti, My Best Friend

Cast : Park Daelin A.k.a Linda H, Lee Seunggi, Lee Jongsuk, Ahn Jaehyun, etc.
By: Covi Kim a.k.a Evilia







Author’s POV

Dua jam. Ini sudah dua jam sejak gadis yang memiliki rambut ikal terurai itu menunggu di sebuah kafe yang cukup terkenal di Kota Seoul. Sebenarnya hari ini adalah hari spesial baginya, tidak, tepatnya bagi dirinya dan bagi kekasihnya. Bagaimana tidak spesial, ini adalah hari tepat tiga tahun gadis itu memiliki hubungan cinta dengan kekasihnya, hampir seluruh wanita di dunia ini pasti menganggap hari seperti itu adalah hari yang pantas untuk dirayakan.

“Apa kau lupa dengan janjimu Jongsuk-a?” Daelin gelisah, memikirkan kemungkinan terburuk bahwa kekasihnya tidak akan datang menemuinya. Ya, gadis itu bernama Daelin, Park Daelin. Dan nama kekasihnya adalah Jongsuk, pria tampan bermarga Lee yang sudah tiga tahun ini menempati tempat terindah di hatinya.

“Jongsuk-a, kau di mana? Kau ingat ‘kan hari ini...”

“Ah, mianhae, aku sibuk sekali. Aku ingat hari ini hari jadi kita, tapi sebentar lagi aku harus memimpin rapat di perusahaanku. Tidak apa-apa ‘kan Daelin-a?”

“Arraseo, kalau begitu aku akan tutup telepon ini.”

Daelin memutuskan sambungan telepon dari kekasihnya. Awalnya gadis itu berharap bahwa ia akan mendengar Jongsuk bicara bahwa pria itu sudah ada di daerah sekitar kafe, tempat mereka berjanji untuk bertemu, tapi kenyataan yang diharapkan itu hanya harapan Daelin semata, nyatanya pria bernama Lee Jongsuk itu tidak menepati janji. Sebagai gadis yang pengertian, Daelin akan memaklumi hal itu mengingat kekasihnya adalah pewaris tunggal dari seorang penguasa Lee Group.

Daelin akhirnya pergi dari kafe itu dan memutuskan untuk berkeliling, menghabiskan uang yang tadinya akan ia gunakan untuk perayaan hari ini. Khusus hari ini ia sudah menyiapkan segalanya untuk mentraktir Jongsuk, menghabiskan gaji pertamanya untuk hari spesial itu, gaji yang seharusnya ia beri pertama kali untuk kedua orang tuanya. Tapi hati Daelin sudah sangat kesal, lebih tepatnya kecewa. Meski ia berusaha memahami Jongsuk, Daelin tetap seorang wanita, bukankah hal itu sangat menusiawi?

Saat kedua kakinya berjalan di tengah hiruk-pikuk sebuah swalayan yang sangat ramai hari ini, gadis itu membelalakan matanya, bibir merah muda itu mulai bergetar, bahkan kedua matanya terbelalak tiba-tiba.

“Apakah rapat perusahaan itu diadakan di tempat ini? Apakah rapat perusahaan itu hanya dihadiri oleh dua orang? Apakah rapat perusahaan itu dilakukan sambil menggenggam tangan anggotanya?” Daelin membatin saat ia menyaksikan pemandangan yang membuat kedua matanya memanas tiba-tiba.

“Jongsuk-a...”

Daelin ingin sekali terus bungkam dan tidak menyebutkan nama itu, tetapi pita suaranya seakan bergetar tanpa kehendaknya, nama Lee Jongsuk dengan gamblang keluar dari mulutnya. Dan hal itu tentu saja membuat si pemilik nama menatap ke arahnya, menatap dengan tatapan yang sedikit terkejut, ya, hanya sedikit terkejut.


Seunggi’s POV

Aku terus saja mengutuk manajerku yang bodoh itu. Ya Tuhan, ini adalah hari kesialanku. Biasanya seorang manajer akan melarang artisnya berkeliaran di tempat ramai seperti ini, tapi lain dengan manajerku, manajer gila itu justru mengajakku ke tempat seperti ini untuk berbelanja kebutuhan bulanannya. Dan lebih sial bagiku, aku seperti sedang memainkan sebuah peran anak kecil yang terpisah dari ibunya di tengah-tengah swalayan ini. Tragis! Apa jadinya jika orang-orang di sekitarku ini menyadari keberadaanku, keberadaan seorang Lee Seunggi yang sedang dituduh terlibat skandal dengan seorang pria bernama Ahn Jae Hyun! Habis aku di tempat ini!

Untung saja aku selalu memakai hoodie dengan leher tinggi dan selalu membawa sebuah masker di saku celanaku, paling tidak kedua benda ini bisa menyembunyikan identitasku. Dan kuharap tempat ini bersih dari penggemarku. Bagaimanapun juga ini bukan drama atau film, jika penggemarku yang sangat hafal dengan lekuk tubuhku ini ada di sekitarku, ditutup dengan helm pun mereka akan menyadarinya.

“Aish, kemana sih dia? Daripada aku mencari manajer gila itu lebih baik aku diam saja di sini. Kalau aku mencari juga, bisa saja kami berselisih jalan.”

Aku memutuskan untuk tetap berdiam diri di sini, di kursi sebelah mesin minuman otomatis. Aku duduk sambil memperhatikan keadaan sekitarku. Beberapa orang memang sering melihatku, tapi belum ada dari mereka yang mengetahui identitasku sebenarnya. Untuk sementara aku masih bisa bernapas lega di tempat ini.

Setelah beberapa lama, kedua mataku menangkap sebuah objek yang menarik perhatianku. Seorang gadis cantik, ya, aku melihat ada seorang gadis berjalan-jalan di tempat ini sendirian. Tetapi jika kulihat dari gaya berpakaiannya, ia tidak pantas berada di tempat seperti ini. Dress merah maroon dipadu dengan sepatu hak tinggi yang memamerkan kedua kakinya yang indah, apalagi dengan tatanan rambutnya yang tergerai indah dengan ada sedikit sentuhan jepit, sungguh menggelikan ada yang berpakaian seperti itu di tempat ini. Tapi tetap saja bukan masalah untukku, bagaimanapun juga gadis itu terlihat sangat menarik.

Gadis itu hampir saja melangkah menghampiriku, tidak, lebih tepatnya menghampiri mesin minuman otomatis ini jika suatu hal yang mengejutkan tidak menghentikannya. Sekarang aku merasa sedang menonton sebuah drama percintaan yang akan menguras air mata. Aku berada di tengah-tengah mereka, gadis itu beberapa meter ada di sebelah kananku, dan pemandangan yang kurasa cukup menyakitkan bagi gadis itu beberapa meter ada di sebelah kiri dari posisiku. Dan perlahan gadis itu berjalan, melewatiku yang terus memperhatikannya. Gadis itu menghampiri seorang pria yang sedang bersenda gurau sambil menggenggam tangan seorang gadis. Aku dapat menyimpulkan bahwa pria itu adalah kekasihnya dan gadis yang bersama pria itu adalah selingkuhan kekasihnya. Ck, aku ini pemain drama, aku sudah sangat hafal situasi seperti ini.

Selain pemandangan dramatis di sebelah kiriku, ada pemandangan lain di depan sana yang mengancam keberadaanku. Ada empat orang pria, dan secara berangsur-angsur beberapa pria dan wanita mendekati empat orang itu, mereka saling berdiskusi. Aku tidak bodoh, aku tahu mereka hanya dari tatapan mata yang mereka arahkan padaku. Entah setan apa yang mendorongku untuk menyelamatkan diri dengan cara yang sedikit gila. Aku bangkit. Lari? Tidak, aku tidak akan lari, aku sudah lelah melarikan diri dari wartawan-wartawan memuakkan itu. Aku berjalan mendekati gadis tadi, beberapa langkah kaki saja di belakangnya.

“Jongsuk-a...” Gadis di hadapanku ini berucap memanggil nama seseorang, nama yang sudah pasti adalah nama pria brengsek itu.

Aku melihat tubuhnya bergetar, kurasa bukan hanya tubuhnya, pasti hatinya jauh lebih hebat bergetar dan membuatnya hancur seketika.

“Siapa gadis ini? Kau bilang ada rapat?”

“Daelin-a, baiklah, aku akan mengatakannya sekarang. Sebaiknya kita berakhir. Aku lelah menghadapimu. Ya, itu saja.”

Aku salut dengan gadis di hadapanku ini, sepertinya ia berusaha keras menopang tubuhnya agar tidak ambruk.

“Kau serius dengan ucapanmu? Karena gadis ini juga ‘kan?”

Pria itu mengangguk. Brengsek! Seharusnya ia menyelipkan ucapan maaf saat ia mengatakan ingin berakhir dengan gadis ini, paling tidak akan jauh lebih baik.

“Baiklah, aku rasa kita memang tidak cocok lagi Jongsuk-a. Kau benar, untuk apa kita masih terus berhubungan sedangkan baik aku atau kau, sudah saling tidak memiliki rasa.”

Waw, daebak! Gadis ini sepertinya jago dalam berakting. Haruskah kuajukan ke agensiku untuk merekrutnya? Ck, tapi tetap saja aku masih bisa melihat sandiwara yang ia ciptakan saat ini.

“Kau sudah tidak mencintaiku? Benar?”

“Benar, lagipula itu tidak penting ‘kan, kau juga sudah memiliki wanita ini.”

Aku masih ingin memperhatikan percakapan mereka, aku ingin tahu sejauh mana gadis ini dapat mempertahankan ketegarannya. Tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, para wartawan itu hanya beberapa langkah lagi tiba di tempatku berdiri. Gila! Ini gila! Tapi aku harus melakukan kegilaan ini, demi aku dan demi gadis di hadapanku ini. Kuharap cara penyelamatan untuk diriku dari para wartawan ini juga dapat menyelamatkan harga diri gadis yang beberapa detik lalu kutahu bernama Daelin itu.

Aku bergegas dengan langkah cepat menuju gadis itu, menggenggam lengannya, membuat gadis itu berbalik padaku, kedua matanya menyipit pertanda ia bingung dengan tindakan orang asing di hadapannya.

“Daelin-a, kau di sini? Kurasa ini sudah saatnya orang-orang itu mengetahui hubungan kita..” Ucapku menatap intens padanya lalu sedikit melirik para wartawan yang sudah beraksi dengan tembakan kameranya ke arahku.

Kurengkuh pinggang Daelin hingga tubuhnya berhimpitan dengan tubuhku, dan kulihat kedua mata gadis ini terbelalak menatapku. Dengan cepat kusambar bibir yang sangat menggoda itu tanpa persetujuan darinya, sekilas aku melihat pria brengsek itu, aku puas melihat wajahnya yang langsung memucat, bagaimanapun juga gadis ini pasti masih menempati sedikit tempat di hatinya, tidak mungkin pria itu benar-benar 100% tidak lagi menyukai gadis yang sedang kucium ini.

Aku melepas ciuman singkat tadi tanpa menjauhkan wajahku dari wajah Daelin. Menghembuskan napasku yang menyapu kulit lembut wajahnya selama beberapa detik. Jujur saja, jantungku berdegup sangat cepat saat melakukan aksi gila ini, kupikir ini hanya drama pada awalnya, tetapi perasaan ini sangat nyata!

“Jangan bergerak, lupakan pria brengsek itu, dan mulai lihat aku dari sekarang, kau boleh langsung pergi tanpa berkata apapun jika menolak, aku akan berpura-pura menyuruhmu pergi di hadapan wartawan ini, kau juga bisa mengutukku sebagai pria kurang ajar. Tapi jika kau ingin melupakan pria itu dan menunjukan kekuatanmu, tetaplah diam!”

Kalimat-kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutku, seakan ada sesuatu yang menggerakan lidahku untuk mengatakannya disaat keadaan genting seperti ini. Gadis ini tidak memberikan respon apapun. Dan tindakannya membuat setan dalam otakku semakin menggila. Kusentuhkan lagi bibirku pada bibirnya, kali ini aku menutup mataku, menghayati setiap sentuhan-sentuhan yang dilakukan bibirku pada bibirnya. Mataku terbelalak hampir tak percaya, gadis ini membalasku. Aku merasa seperti pria polos yang sedang mendapatkan ciuman pertama pada detik-detik ini. Akh shitt! Kedua mata kami sudah tertutup sepenuhnya, saling membalas dan saling melumat!

Beberapa detik kemudian gadis dalam rengkuhanku ini melepaskanku, aku tahu ia kehabisan oksigen di dalam paru-parunya. Kami hanya saling tatap, kulihat wajahnya memerah, malu atau apa, aku tidak mengetahui pasti perasaannya.

“Lee Seunggi-ssi, siapa gadis ini?”

“Seunggi-ssi, apakah rekaman vidio anda berciuman dengan Ahn Jaehyun itu benar? Dan apa hubungan anda dengan Ahn Jaehyun?”

“Seunggi-ssi, apakah gadis ini kekasihmu? Bagaimana dengan Ahn Jaehyun? Vidio itu membuktikan bahwa anda memiliki hubungan khusus dengan Ahn Jaehyun.”

Dadaku naik turun dan tanganku menggenggam erat lengan Daelin saat pertanyaan-pertanyaan itu menyerangku, kali ini bukan hanya wartawan, banyak kamera dari pengunjung-pengunjung di swalayan ini yang memotretku dan Daelin. Dasar wartawan bodoh, sudah melihat bukti yang jauh lebih kuat, masih saja melontarkan pertanyaan-pertanyaan idiot seperti itu!

“Gadis ini adalah kekasihku, sudah cukup kalian mengganggkuku. Dan vidio rekaman itu, apa kalian semua bodoh? Apa kalian melihat bibirku menempel dengan bibir Jaehyun-ssi? Saat itu aku sedang berusaha mengambil cucuk ikan dari giginya dengan tusuk gigi.. Aishh, ini sangat memalukan! Seharusnya kalian tidak langsung percaya hanya dengan rekaman vidio yang diupload hatter-ku itu, seharusnya kalian hubungi pihak gedung dan cari rekaman CCTV dari sudut lain. Yak! Apa perlu aku menuntut semua kantor berita atas pencemaran nama baik. Cih, aku digosipkan dengan seorang pria? Ya Tuhan, kalian sudah tidak waras. Lihat saja, mungkin aku bisa tenang atas perilaku idiot kalian demi gadis ini. Tapi Ah Jaehyun, ayahnya adalah pemilik puluhan perusahaan di hampir seluruh negara di Asia. Jangan sampai emosi pria pucat itu meledak dan membeli kantor berita kalian dengan harga yang fantastis! Lain kali jika kalian dilahirkan kembali dan kembali bercita-cita sebagai wartawan, kalian harus kuliah yang benar agar bisa memungsikan otak kalian dengan baik!!!”

Setelah mengucapkan kalimat-kalimat serapah itu aku langsung membawa Daelin meninggalkan swalayan tanpa melepaskan genggaman tanganku. Bahkan saat berjalan melewati pria bernama Jongsuk itu, aku semakin menggenggam erat tangan gadis ini. Ck, ada rasa puas dalam hatiku melihat ekspresi terkejut itu.

“Mulai saat ini kau harus hati-hati pada wartawan-wartawan gila itu karena kau sudah berhubungan denganku, aku akan mengantarmu pulang.” Kataku sambil memasangkan sabuk pengaman pada Daelin, kekasihku yang baru kutemui hari ini untuk pertama kalinya.



***

END 


2 komentar:

  1. Sequel! Sequel! Sequel! We want more! Pokoknya harus ada lanjutannyaa.. Hahaha
    Gila! Mantap kak!
    Pasti kaget tuh si jongsuk. Brengsek sih jd cowok.. Hahaha #cuma d ff ini ya. Aslinya mah ga brengsek kok.. :D
    Seunggi mantap bgt, dlm waktu singkat langsung dpt pacar.. Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jhahahaha... sequel?? ntar deh kalo otak mulai cerah lg dk XD
      Sjk berita itu beredar pikiran putek bgt, membuat FF dgn maincast2 lain adlh slh satu cara buat ngilangin pikiran yg ruwet gara2 DIA yg lbh memilih orng lain dibanding kk #PLAK >,<

      Hah.. kayak yg tau aja :p tp klo dr muka sih ga ada brengsek2ny ntu jongsuk, *Sok tau :D

      Seunggi itu cwo biasa yg diam2 punya daya tarik, ya gak... hahaha :D

      Hapus