Untukmu, Tuan Lee dari Meokpo...
Aku
tidak ingat pasti, sejak kapan aku menamakanmu cinta? Aku hanya ingat, sudah
sejak lama jantungku bergetar untukmu. Getaran yang selama ini sudah kucoba
untuk kukendalikan. Tetapi jantungku terus saja bergetar, juga berdetak semakin
hilang kendali. Detakan ini membuatku terhanyut, terhenyak, bahkan membeku
hingga selalu menatapmu. Aku sadar, perasaanku ini hanyalah gumulan asa yang
perlahan kurajut sendiri. Tak mungkin kau membalas, dan tak mungkin kau
mengulurkan tanganmu untukku.
Selama
ini aku hanya menjadi bayangan yang sama sekali tak kau pandang. Bayangan yang
mengerti dengan pasti bahwa sedikit saja wanita di luar sana yang tak
menginginkanmu. Tubuhmu yang tinggi, senyum manismu, kedua mata berkelopak
ganda milikmu. Banyak hati yang rela terjatuh untuk mendapatkanmu. Dan aku di
tempat ini, dengan naifnya siang dan malam memimpikanmu.
Aku
ingin sekali mengesampingkan kenyataan tentang kita. Aku ingin mengabaikan
semua tembok yang memisahkan aku denganmu. Tetapi aku tidak mampu. Kau adalah
kau, bintang terang yang sulit sekali kugapai. Kau bersinar begitu menyilaukan,
terlalu mempesona. Hingga aku harus menyaksikan mata-mata lain berbinar
memandangmu. Aku hanya kian terpuruk dalam rasa cinta sepihak ini.
Aku
pernah mencoba untuk menghapus lengkung senyum indahmu dari benakku. Aku juga
pernah mencoba tidak menyebut namamu, aku bisa tak menyebutnya dengan kata-kata.
Tetapi dalam hati, aku terus memanggilmu. Hingga saat ini, jantungku masih
berdetak untukmu. Meski kutahu perasaanmu tak sama dengan perasaanku.
Kau
akan kupertahankan sebagai cinta terindahku, namamu akan abadi sebagai pengisi
kisah-kisah romantis dalam angan dan mimpiku. Aku akan membiarkanmu menemuiku
setiap malam ketika aku terlelap, karena hanya saat itulah kita dapat bersama
dalam indahnya perasaan yang kunamakan cinta.
Tidak
ada yang tahu pasti tentang perasaanku padamu selain aku. Banyak orang yang
meremehkan rasa indah yang kunamakan cinta ini. Mereka berkata aku gila, aku
pemimpi bodoh yang mengharapkan kemustahilan. Tetapi, meski kau adalah
benar-benar sebuah kemustahilan yang tercipta untukku, aku tidak akan
menyesalinya. Ya, aku tidak menyesal telah mencintaimu sebanyak dan sedalam
ini. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
Yang
selalu mencintaimu Donghae-ssi,
Evilia
