FLASH COUPLE
Dedicated to Linda Hardiyanti, My
Best Friend
Cast : Park Daelin A.k.a Linda H, Lee
Seunggi, Lee Jongsuk, Ahn Jaehyun, etc.
By: Covi Kim a.k.a Evilia
Author’s
POV
Dua jam. Ini sudah dua jam sejak
gadis yang memiliki rambut ikal terurai itu menunggu di sebuah kafe yang cukup
terkenal di Kota Seoul. Sebenarnya hari ini adalah hari spesial baginya, tidak,
tepatnya bagi dirinya dan bagi kekasihnya. Bagaimana tidak spesial, ini adalah
hari tepat tiga tahun gadis itu memiliki hubungan cinta dengan kekasihnya,
hampir seluruh wanita di dunia ini pasti menganggap hari seperti itu adalah
hari yang pantas untuk dirayakan.
“Apa kau lupa dengan janjimu Jongsuk-a?”
Daelin gelisah, memikirkan kemungkinan terburuk bahwa kekasihnya tidak akan
datang menemuinya. Ya, gadis itu bernama Daelin, Park Daelin. Dan nama kekasihnya
adalah Jongsuk, pria tampan bermarga Lee yang sudah tiga tahun ini menempati
tempat terindah di hatinya.
“Jongsuk-a, kau di mana? Kau
ingat ‘kan hari ini...”
“Ah, mianhae, aku sibuk sekali. Aku
ingat hari ini hari jadi kita, tapi sebentar lagi aku harus memimpin rapat di
perusahaanku. Tidak apa-apa ‘kan Daelin-a?”
“Arraseo, kalau begitu aku akan
tutup telepon ini.”
Daelin memutuskan sambungan
telepon dari kekasihnya. Awalnya gadis itu berharap bahwa ia akan mendengar Jongsuk
bicara bahwa pria itu sudah ada di daerah sekitar kafe, tempat mereka berjanji
untuk bertemu, tapi kenyataan yang diharapkan itu hanya harapan Daelin semata,
nyatanya pria bernama Lee Jongsuk itu tidak menepati janji. Sebagai gadis yang
pengertian, Daelin akan memaklumi hal itu mengingat kekasihnya adalah pewaris
tunggal dari seorang penguasa Lee Group.
Daelin akhirnya pergi dari kafe
itu dan memutuskan untuk berkeliling, menghabiskan uang yang tadinya akan ia
gunakan untuk perayaan hari ini. Khusus hari ini ia sudah menyiapkan segalanya
untuk mentraktir Jongsuk, menghabiskan gaji pertamanya untuk hari spesial itu,
gaji yang seharusnya ia beri pertama kali untuk kedua orang tuanya. Tapi hati Daelin
sudah sangat kesal, lebih tepatnya kecewa. Meski ia berusaha memahami Jongsuk, Daelin
tetap seorang wanita, bukankah hal itu sangat menusiawi?
Saat kedua kakinya berjalan di
tengah hiruk-pikuk sebuah swalayan yang sangat ramai hari ini, gadis itu
membelalakan matanya, bibir merah muda itu mulai bergetar, bahkan kedua matanya
terbelalak tiba-tiba.
“Apakah rapat perusahaan itu
diadakan di tempat ini? Apakah rapat perusahaan itu hanya dihadiri oleh dua
orang? Apakah rapat perusahaan itu dilakukan sambil menggenggam tangan
anggotanya?” Daelin membatin saat ia menyaksikan pemandangan yang membuat kedua
matanya memanas tiba-tiba.
“Jongsuk-a...”
Daelin ingin sekali terus bungkam
dan tidak menyebutkan nama itu, tetapi pita suaranya seakan bergetar tanpa
kehendaknya, nama Lee Jongsuk dengan gamblang keluar dari mulutnya. Dan hal itu
tentu saja membuat si pemilik nama menatap ke arahnya, menatap dengan tatapan
yang sedikit terkejut, ya, hanya sedikit terkejut.
Seunggi’s
POV
Aku terus saja mengutuk manajerku
yang bodoh itu. Ya Tuhan, ini adalah hari kesialanku. Biasanya seorang manajer
akan melarang artisnya berkeliaran di tempat ramai seperti ini, tapi lain
dengan manajerku, manajer gila itu justru mengajakku ke tempat seperti ini
untuk berbelanja kebutuhan bulanannya. Dan lebih sial bagiku, aku seperti
sedang memainkan sebuah peran anak kecil yang terpisah dari ibunya di
tengah-tengah swalayan ini. Tragis! Apa jadinya jika orang-orang di sekitarku
ini menyadari keberadaanku, keberadaan seorang Lee Seunggi yang sedang dituduh
terlibat skandal dengan seorang pria bernama Ahn Jae Hyun! Habis aku di tempat
ini!
Untung saja aku selalu memakai
hoodie dengan leher tinggi dan selalu membawa sebuah masker di saku celanaku,
paling tidak kedua benda ini bisa menyembunyikan identitasku. Dan kuharap tempat
ini bersih dari penggemarku. Bagaimanapun juga ini bukan drama atau film, jika
penggemarku yang sangat hafal dengan lekuk tubuhku ini ada di sekitarku, ditutup dengan helm pun
mereka akan menyadarinya.
“Aish, kemana sih dia? Daripada
aku mencari manajer gila itu lebih baik aku diam saja di sini. Kalau aku
mencari juga, bisa saja kami berselisih jalan.”
Aku memutuskan untuk tetap berdiam
diri di sini, di kursi sebelah mesin minuman otomatis. Aku duduk sambil
memperhatikan keadaan sekitarku. Beberapa orang memang sering melihatku, tapi
belum ada dari mereka yang mengetahui identitasku sebenarnya. Untuk sementara
aku masih bisa bernapas lega di tempat ini.
Setelah beberapa lama, kedua
mataku menangkap sebuah objek yang menarik perhatianku. Seorang gadis cantik,
ya, aku melihat ada seorang gadis berjalan-jalan di tempat ini sendirian.
Tetapi jika kulihat dari gaya berpakaiannya, ia tidak pantas berada di tempat seperti
ini. Dress merah maroon dipadu dengan sepatu hak tinggi yang memamerkan kedua
kakinya yang indah, apalagi dengan tatanan rambutnya yang tergerai indah dengan
ada sedikit sentuhan jepit, sungguh menggelikan ada yang berpakaian seperti itu
di tempat ini. Tapi tetap saja bukan masalah untukku, bagaimanapun juga gadis
itu terlihat sangat menarik.
Gadis itu hampir saja melangkah
menghampiriku, tidak, lebih tepatnya menghampiri mesin minuman otomatis ini
jika suatu hal yang mengejutkan tidak menghentikannya. Sekarang aku merasa
sedang menonton sebuah drama percintaan yang akan menguras air mata. Aku berada
di tengah-tengah mereka, gadis itu beberapa meter ada di sebelah kananku, dan
pemandangan yang kurasa cukup menyakitkan bagi gadis itu beberapa meter ada di
sebelah kiri dari posisiku. Dan perlahan gadis itu berjalan, melewatiku yang
terus memperhatikannya. Gadis itu menghampiri seorang pria yang sedang bersenda
gurau sambil menggenggam tangan seorang gadis. Aku dapat menyimpulkan bahwa
pria itu adalah kekasihnya dan gadis yang bersama pria itu adalah selingkuhan
kekasihnya. Ck, aku ini pemain drama, aku sudah sangat hafal situasi seperti
ini.
Selain pemandangan dramatis di
sebelah kiriku, ada pemandangan lain di depan sana yang mengancam keberadaanku.
Ada empat orang pria, dan secara berangsur-angsur beberapa pria dan wanita
mendekati empat orang itu, mereka saling berdiskusi. Aku tidak bodoh, aku tahu
mereka hanya dari tatapan mata yang mereka arahkan padaku. Entah setan apa yang
mendorongku untuk menyelamatkan diri dengan cara yang sedikit gila. Aku
bangkit. Lari? Tidak, aku tidak akan lari, aku sudah lelah melarikan diri dari
wartawan-wartawan memuakkan itu. Aku berjalan mendekati gadis tadi, beberapa langkah
kaki saja di belakangnya.
“Jongsuk-a...” Gadis di hadapanku
ini berucap memanggil nama seseorang, nama yang sudah pasti adalah nama pria
brengsek itu.
Aku melihat tubuhnya bergetar,
kurasa bukan hanya tubuhnya, pasti hatinya jauh lebih hebat bergetar dan
membuatnya hancur seketika.
“Siapa gadis ini? Kau bilang ada
rapat?”
“Daelin-a, baiklah, aku akan
mengatakannya sekarang. Sebaiknya kita berakhir. Aku lelah menghadapimu. Ya,
itu saja.”
Aku salut dengan gadis di
hadapanku ini, sepertinya ia berusaha keras menopang tubuhnya agar tidak
ambruk.
“Kau serius dengan ucapanmu?
Karena gadis ini juga ‘kan?”
Pria itu mengangguk. Brengsek! Seharusnya
ia menyelipkan ucapan maaf saat ia mengatakan ingin berakhir dengan gadis ini,
paling tidak akan jauh lebih baik.
“Baiklah, aku rasa kita memang
tidak cocok lagi Jongsuk-a. Kau benar, untuk apa kita masih terus berhubungan
sedangkan baik aku atau kau, sudah saling tidak memiliki rasa.”
Waw, daebak! Gadis ini sepertinya
jago dalam berakting. Haruskah kuajukan ke agensiku untuk merekrutnya? Ck, tapi
tetap saja aku masih bisa melihat sandiwara yang ia ciptakan saat ini.
“Kau sudah tidak mencintaiku?
Benar?”
“Benar, lagipula itu tidak
penting ‘kan, kau juga sudah memiliki wanita ini.”
Aku masih ingin memperhatikan
percakapan mereka, aku ingin tahu sejauh mana gadis ini dapat mempertahankan
ketegarannya. Tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, para wartawan itu
hanya beberapa langkah lagi tiba di tempatku berdiri. Gila! Ini gila! Tapi aku
harus melakukan kegilaan ini, demi aku dan demi gadis di hadapanku ini. Kuharap
cara penyelamatan untuk diriku dari para wartawan ini juga dapat menyelamatkan
harga diri gadis yang beberapa detik lalu kutahu bernama Daelin itu.
Aku bergegas dengan langkah cepat
menuju gadis itu, menggenggam lengannya, membuat gadis itu berbalik padaku,
kedua matanya menyipit pertanda ia bingung dengan tindakan orang asing di
hadapannya.
“Daelin-a, kau di sini? Kurasa
ini sudah saatnya orang-orang itu mengetahui hubungan kita..” Ucapku menatap
intens padanya lalu sedikit melirik para wartawan yang sudah beraksi dengan
tembakan kameranya ke arahku.
Kurengkuh pinggang Daelin hingga
tubuhnya berhimpitan dengan tubuhku, dan kulihat kedua mata gadis ini terbelalak
menatapku. Dengan cepat kusambar bibir yang sangat menggoda itu tanpa
persetujuan darinya, sekilas aku melihat pria brengsek itu, aku puas melihat
wajahnya yang langsung memucat, bagaimanapun juga gadis ini pasti masih
menempati sedikit tempat di hatinya, tidak mungkin pria itu benar-benar 100%
tidak lagi menyukai gadis yang sedang kucium ini.
Aku melepas ciuman singkat tadi
tanpa menjauhkan wajahku dari wajah Daelin. Menghembuskan napasku yang menyapu
kulit lembut wajahnya selama beberapa detik. Jujur saja, jantungku berdegup
sangat cepat saat melakukan aksi gila ini, kupikir ini hanya drama pada
awalnya, tetapi perasaan ini sangat nyata!
“Jangan bergerak, lupakan pria
brengsek itu, dan mulai lihat aku dari sekarang, kau boleh langsung pergi tanpa
berkata apapun jika menolak, aku akan berpura-pura menyuruhmu pergi di hadapan
wartawan ini, kau juga bisa mengutukku sebagai pria kurang ajar. Tapi jika kau
ingin melupakan pria itu dan menunjukan kekuatanmu, tetaplah diam!”
Kalimat-kalimat itu meluncur
begitu saja dari mulutku, seakan ada sesuatu yang menggerakan lidahku untuk
mengatakannya disaat keadaan genting seperti ini. Gadis ini tidak memberikan
respon apapun. Dan tindakannya membuat setan dalam otakku semakin menggila.
Kusentuhkan lagi bibirku pada bibirnya, kali ini aku menutup mataku, menghayati
setiap sentuhan-sentuhan yang dilakukan bibirku pada bibirnya. Mataku
terbelalak hampir tak percaya, gadis ini membalasku. Aku merasa seperti pria
polos yang sedang mendapatkan ciuman pertama pada detik-detik ini. Akh shitt!
Kedua mata kami sudah tertutup sepenuhnya, saling membalas dan saling melumat!
Beberapa detik kemudian gadis
dalam rengkuhanku ini melepaskanku, aku tahu ia kehabisan oksigen di dalam
paru-parunya. Kami hanya saling tatap, kulihat wajahnya memerah, malu atau apa,
aku tidak mengetahui pasti perasaannya.
“Lee Seunggi-ssi, siapa gadis
ini?”
“Seunggi-ssi, apakah rekaman
vidio anda berciuman dengan Ahn Jaehyun itu benar? Dan apa hubungan anda dengan
Ahn Jaehyun?”
“Seunggi-ssi, apakah gadis ini
kekasihmu? Bagaimana dengan Ahn Jaehyun? Vidio itu membuktikan bahwa anda
memiliki hubungan khusus dengan Ahn Jaehyun.”
Dadaku naik turun dan tanganku
menggenggam erat lengan Daelin saat pertanyaan-pertanyaan itu menyerangku, kali
ini bukan hanya wartawan, banyak kamera dari pengunjung-pengunjung di swalayan
ini yang memotretku dan Daelin. Dasar wartawan bodoh, sudah melihat bukti yang
jauh lebih kuat, masih saja melontarkan pertanyaan-pertanyaan idiot seperti
itu!
“Gadis ini adalah kekasihku, sudah
cukup kalian mengganggkuku. Dan vidio rekaman itu, apa kalian semua bodoh? Apa
kalian melihat bibirku menempel dengan bibir Jaehyun-ssi? Saat itu aku sedang
berusaha mengambil cucuk ikan dari giginya dengan tusuk gigi.. Aishh, ini
sangat memalukan! Seharusnya kalian tidak langsung percaya hanya dengan rekaman
vidio yang diupload hatter-ku itu, seharusnya kalian hubungi pihak gedung dan
cari rekaman CCTV dari sudut lain. Yak! Apa perlu aku menuntut semua kantor
berita atas pencemaran nama baik. Cih, aku digosipkan dengan seorang pria? Ya
Tuhan, kalian sudah tidak waras. Lihat saja, mungkin aku bisa tenang atas
perilaku idiot kalian demi gadis ini. Tapi Ah Jaehyun, ayahnya adalah pemilik
puluhan perusahaan di hampir seluruh negara di Asia. Jangan sampai emosi pria
pucat itu meledak dan membeli kantor berita kalian dengan harga yang fantastis!
Lain kali jika kalian dilahirkan kembali dan kembali bercita-cita sebagai
wartawan, kalian harus kuliah yang benar agar bisa memungsikan otak kalian
dengan baik!!!”
Setelah mengucapkan
kalimat-kalimat serapah itu aku langsung membawa Daelin meninggalkan swalayan
tanpa melepaskan genggaman tanganku. Bahkan saat berjalan melewati pria bernama
Jongsuk itu, aku semakin menggenggam erat tangan gadis ini. Ck, ada rasa puas
dalam hatiku melihat ekspresi terkejut itu.
“Mulai saat ini kau harus
hati-hati pada wartawan-wartawan gila itu karena kau sudah berhubungan
denganku, aku akan mengantarmu pulang.” Kataku sambil memasangkan sabuk
pengaman pada Daelin, kekasihku yang baru kutemui hari ini untuk pertama
kalinya.
***
END

Sequel! Sequel! Sequel! We want more! Pokoknya harus ada lanjutannyaa.. Hahaha
BalasHapusGila! Mantap kak!
Pasti kaget tuh si jongsuk. Brengsek sih jd cowok.. Hahaha #cuma d ff ini ya. Aslinya mah ga brengsek kok.. :D
Seunggi mantap bgt, dlm waktu singkat langsung dpt pacar.. Hahaha
Jhahahaha... sequel?? ntar deh kalo otak mulai cerah lg dk XD
HapusSjk berita itu beredar pikiran putek bgt, membuat FF dgn maincast2 lain adlh slh satu cara buat ngilangin pikiran yg ruwet gara2 DIA yg lbh memilih orng lain dibanding kk #PLAK >,<
Hah.. kayak yg tau aja :p tp klo dr muka sih ga ada brengsek2ny ntu jongsuk, *Sok tau :D
Seunggi itu cwo biasa yg diam2 punya daya tarik, ya gak... hahaha :D