
Title: Love for Naruto
during the Winter
Author: Evilia D
Cast: Naruto, Hinata,
Sasuke, Sakura, Itachi, Shikamaru, Neiji, Ino, Choji, Tenten, Tsunade, etc.
Genre: Romance,
Fantasi, Action.
Rating: 15+
Length: One Shoot
Desclaimer: Uzumaki Naruto dkk adalah hasil imajinasi dari penulis
jenius Masashi Kishimoto, adapun FF ini adalah imajinasi author sebagai
penggemar anime NARUTO. Don't copy don't bash ! *Happy reading minaaaaa! ;)
**
Sakura, bunga cantik yang banyak tumbuh di sebuah desa yang menjadi
tempat tinggal seorang pria bernama Naruto Uzumaki, seorang pria yang selalu
dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya.
Bunga indah itu sudah bermekaran.
"Yaaaaah.. Musim semi telah tiba." Gumam Naruto yang sangat
menyukai musim semi. Bukan karena keindahan bunga-bunga yang berlomba
memamerkan kecantikan mereka, melainkan karena pertemuannya dengan seorang
gadis setahun yang lalu di bawah naungan bunga sakura indah itu.
Seorang gadis bernama Sakura Haruno telah memikat hatinya sejak
pertemuan itu hingga saat ini. Meski perasaannya tak sekali pun dibalas oleh
Sakura, namun ia tetap saja menyukai gadis itu sampai detik ini.
Alih-alih sedang memperhatikan pemandangan bunga sakura di hadapannya,
kini perhatian pria berambut kuning itu beralih fokus pada seseorang yang
menurutnya lebih indah dari bunga-bunga sakura itu. Ya, gadis itu adalah Sakura
Haruno.
"Sakura Chan," ucapnya lantas menghampiri gadis berambut merah
muda itu.
"Apa kau ada waktu hari ini?" Tanyanya begitu bersemangat.
Naruto memang selalu bersemangat dalam kesehariannya.
"Maaf Naruto, aku ada janji dengan Sasuke." Jawab Sakura ketus
dan datar.
Seketika wajah penuh semangat itu lemas. Lagi! Lagi-lagi ajakannya
ditolak Sakura karena Sasuke. Ya, Sakura menyukai Sasuke jauh sebelum pertemuan
Naruto dengan gadis itu. Siapa yang tak suka pada Sasuke? Seorang pria tampan,
pintar dan kaya yang lahir dari pasangan Uchiha terhormat bernama Fugaku Uchiha
dan Mikoto Uchiha. Jelas sangat berbeda dengan Naruto.
Naruto menghela nafas berat. Meratapi nasibnya yang selalu dicampakkan
oleh Sakura. Namun hal itu tak lantas menghilangkan perasaannya pada Sakura, ia
tetap menyukai gadis dingin itu.
"Naruto Kun," seseorang membuyarkan lamunan Naruto. Seorang gadis mungil bermata indah yang
berasal dari klan Hyuuga menghampiri Naruto.
"Hinata Chan." Naruto sedikit terkejut dengan kedatangan gadis
pemilik mata Byakugan itu.
"Narutoooo, ini untukmu." Hinata memberikan sebuah bekal
makanan untuk Naruto.
"Arigatou Hinata Chan." Ucap Naruto sambil melengkungkan
senyuman manisnya yang sontak membuat rona merah tercap pada kedua pipi nona
Hyuuga itu.
"Aku pergi dulu Naruto...." Hinata meninggalkan Naruto begitu
saja karena sangat malu pada pria yang sudah lama disukainya itu.
Gadis mungil itu telah berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk
memberikan bekal makanan buatannya sendiri pada Naruto. Sifat malu-malunya
selalu membuatnya gemetaran jika berhadapan langsung dengan pria berambut
kuning itu.
"Andai kau adalah Sakura, Hinata Chan." Harap Naruto yang
masih memandangi Hinata yang berlalu meninggalkannya dari kejauhan.
Sementara itu di lain tempat.
"Kita putus!" Ucap seorang pria begitu tegas dan dingin.
Ucapannya membuat seorang gadis terkejut dan menunjukan raut kesedihan pada
wajahnya.
"Kenapa Sasuke? Apa aku melakukan salah padamu?" Tanya Sakura
tak menyangka.
"Dari awal aku tak pernah menyukaimu, aku hanya kasihan padamu yang
selalu merengek padaku. Aku sadar, ternyata aku lebih menyukai Ino." Tukas
Sasuke membuat Sakura terluka.
Bagaimana tidak, Ino adalah sahabat baiknya sejak ia kecil. Sakura dan Ino, sahabat yang saling melindungi satu sama lain. Namun sekarang ia baru tahu bahwa diam-diam Ino merebut kekasihnya. Sakura melemah, ia menundukkan kepalanya pasrah atas ucapan Sasuke yaang terdengar begitu menyakitkan.
Bagaimana tidak, Ino adalah sahabat baiknya sejak ia kecil. Sakura dan Ino, sahabat yang saling melindungi satu sama lain. Namun sekarang ia baru tahu bahwa diam-diam Ino merebut kekasihnya. Sakura melemah, ia menundukkan kepalanya pasrah atas ucapan Sasuke yaang terdengar begitu menyakitkan.
Sasuke berlalu meninggalkan gadis yang malang itu. Hari ini, kisah cinta
antara keduanya telah berakhir. Kisah cinta yang menyisakan luka mendalam bagi
Sakura.
**
Waktu bergulir begitu cepat. Musim datang silih berganti, namun tak
lantas merubah perasaan anak-anak muda yang telah memiliki rasa cinta di dalam
hatinya. Naruto, Sakura, Hinata, Sasuke, dan Ino.
Naruto masih menyukai Sakura, Sakura masih menyukai Sasuke, Hinata masih
dan akan selalu menyukai Naruto, dan Sasuke-Ino saling mencintai.
Waktu telah mengantarkan mereka menemui musim dingin yang menjanjikan
kelembutan pada setiap butir salju yang jatuh dari langit.
"Gawat, seseorang telah menculik Sasuke dari desa!" Seorang
pria dengan rambut panjang yang diikat itu mengejutkan Naruto dan Neiji, teman
Naruto yang tak lain adalah saudara dari Hinata yang saat itu sedang makan
siang di kedai ramen ichiraku.
"Apa?" Naruto terkejut, bahkan sampai tersedak.
"Apa yang mereka inginkan?" Tanya Neiji begitu penasaran.
"Mereka adalah kolektor mata sharingan dan... Mereka menginginkan
mata Sasuke!" Jawab Shikamaru, pria yang membawa kabar tersebut.
"Ayo kita selamatkan Sasuke!" Neiji tampak bersemangat, namun
lain halnya dengan Naruto. Naruto hanya terdiam, sama sekali tak ada niat di
hatinya untuk menyelamatkan pria itu.
Shikamaru dan Neiji pergi tanpa Naruto yang masih melanjutkan makan
siangnya. Sesaat keegoisan Naruto muncul.
"Aku membencinya, Sasuke tak pernah bersikap baik padaku bahkan
hampir saja membunuhku jika saat itu Sakura tak datang." Batin Naruto.
Sasuke memang selalu penasaran dengan kekuatan Naruto hingga pria itu
bermaksud untuk mencoba kekuatan Naruto dan membunuhnya. Ingatan itu membuat
Naruto sangat membencinya, terlebih Sakura selalu memandang Sasuke daripada
dirinya.
"Biarkan saja, kau tidak akan mati begitu saja kan Sasuke?"
Gumamnya yakin bahwa Sasuke bukanlah seseorang yang mudah dikalahkan.
Satu minggu berselang setelah menghilangnya Sasuke.
"Aku mohon Naruto, selamatkan Sasuke." Sakura berlutut pada
Naruto. Semua utusan desa yang ditugaskan untuk mencari Sasuke pulang dengan
keadaan babak-belur sebelum mereka tiba di tempat Sasuke disandera, bahkan ada
yang sampai gugur dalam pelaksanaan misi itu. Shikamaru yang cerdas dan Neiji
yang kuat pun kini berakhir di ruang ICU rumah sakit desa.
"Aku berjanji menerimamu asal kau mau menyelamatkan Sasuke, aku
mohon." Lanjut Sakura. Membuat Naruto tercengang dan tak percaya.
Entah kenapa rasa cinta menggebunya pada Sakura seketika hilang diantara
salju yang turun dari langit itu. Ucapan Sakura hari ini menyadarkannya bahwa
Sakura bukanlah gadis yang pantas untuk mendapatkan cinta tulus darinya.
"Aku paling tidak suka pada seseorang yang berbohong di tengah
turunnya salju." Ucap Naruto sedingin salju. Dan meninggalkan Sakura.
(Dikutip dari dialog dalam Mangaa Naruto-Masashi Kishimoto)
Naruto bergegas mencari Sasuke untuk menyelamatkannya. Bukan atas
permintaan Sakura, melainkan karena misi yang ia terima dari Tsunade sang
pemimpin desa. Tsunade menugaskannya untuk membawa Sasuke kembali dari sang
penculik.
Singkat cerita, Naruto tiba di sebuah gua tempat persembunyian para
penculik itu. Naruto tak
sadar bahwa dirinya sedang diawasi sedari ia menginjakan kaki di gua itu.
"Hahaha... Kau datang juga Naruto." Ucap seseorang yang Naruto
kenal.
"Itachi senpai, kawanan penculik itu? Apa kau yang menyelamatkan
Sasuke sendirian?" Tanya Naruto dengan polosnya.
"Kau Sasuke, apa kau baik-baik saja?" Jauh di dasar hati
Naruto ia ternyata mengkhawatirkan teman seperjuangannya itu.
"Dasar bodoh, habislah kau!" Sasuke melompat, menyerang
Naruto!!!!
Rupanya penculikan itu hanya sebuah taktik Sasuke untuk menjauhkan
Naruto dari desa hingga ia dapat menghabisi nyawa Naruto dengan leluasa, tentu
saja dengan bantuan Itachi, karena Sasuke sadar bahwa ia tak akan mampu melawan
Naruto yang sudah semakin kuat itu seorang diri.
Tak menunggu waktu lama, pertarungan berlangsung dengan sengit. Dan
tentu pertarungan yang berjalan tak imbang itu membuat Naruto hampir kehabisan
tenaga karena ia sudah terlalu banyak menggunakan cakra miliknya.
"Ayo keluarkan siluman itu, suruh makhluk itu melawanku, aku telah
mempunyai jurus baru yang bisa membunuhmu saat siluman itu keluar." Ucap
Itachi licik dalam hatinya.
Tak menunggu waktu lama. Karena Naruto sudah tak mungkin lagi untuk
bertarung, akhirnya siluman rubah berekor sembilan yang bersarang dalam diri
Naruto itu keluar untuk bertarung melawan Itachi dan Sasuke. Sementara itu,
Naruto tampak sedang memulihkan kekuatannya. Hal ini tak disia-siakan oleh
Sasuke untuk menyerang Naruto yang sedang lengah itu. Dengan sisa-sisa tenaga,
Naruto berbaku-hantam dengan Sasuke.
"Celaka, aku harus kembali lagi ke dalam tubuh Naruto. Anak itu
tidak akan kuat." Tutur Kyuubi, sang siluman rubah berekor sembilan.
"Taaapppppp!!! Boooommmm."
Itachi mengeluarkan jurus barunya. Jurus yang dapat mengunci diri inang tempat bijuu bersarang sehingga bijuu tak dapat kembali masuk ke dalam tubuh inangnya. Ya, sang bijuu berekor sembilan kyuubi tak dapat masuk lagi ke dalam tubuh Naruto!
Itachi mengeluarkan jurus barunya. Jurus yang dapat mengunci diri inang tempat bijuu bersarang sehingga bijuu tak dapat kembali masuk ke dalam tubuh inangnya. Ya, sang bijuu berekor sembilan kyuubi tak dapat masuk lagi ke dalam tubuh Naruto!
"Gawat, anak itu bisa mati." Kyuubi menyadari hal membahayakan
yang akan terjadi pada diri Naruto itu.
"Sasuke.. Sekarang...!" Teriak Itachi.
"Tidaaaaak!!!" Kyuubi melotot panik.
"Bbbkkkkkkkk..."
"Aaakkkhhhhhhh..." Lenguh seorang gadis yang tiba-tiba menghalangi
jurus Sasuke yang hendak menghantam Naruto.
"Hinata Chan..!" Teriak Naruto.
"Narutoooo.. Kuuuuun..." Hinata tergeletak, menutup matanya di
hadapan Naruto. Membuat Naruto tanpa sadar menjatuhkan titik-titik air
kesedihannya atas pengorbanan Hinata.
Hinata diam-diam mengikuti Naruto ke tempat itu karena ia sangat
mengkhawatirkan keselamatan Naruto yang pergi seorang diri. Kekhawatirannya
terjadi, hal buruk akan menimpa pria kesayangannya itu jika ia tak
mengikutinya.
"Bodoh!" Umpat Sasuke muak melihat pemandangan di hadapannya.
"Terimalah ini Uzumaki Narutooooooo....!"
"Bleeemmmmm... Duaaarrrrrrrrr..."
Usaha Sasuke sia-sia. Usaha Sasuke sia-sia. Serangannya tak mempan
sama sekali pada Naruto. Cakra merah keluar dari tubuh pria berambut kuning itu dalam jumlah yang sangat banyak secara tiba-tba. Sasuke, Itachi dan Kyuubi
tercengang melihatnya.
"Tidak mungkin." Kyuubi pun tak percaya.
"Dia memiliki cakra itu meski tanpa Kyuubi." Gumam Sasuke
takjub.
"Melukai seorang wanita adalah hal yang tidak akan
kumaafkaaaaaaaaaan.....!" Gigi Naruto tumbuh bak seorang vampire yang haus
darah. Ia sudah seperti siluman rubah sesungguhnya. Tidak, ia tampak lebih
seram dari siluman rubah itu.
"Matilah kau Sasukeeeeeeeeeee.....!" Naruto memburu Sasuke.
Itachi lengah karena melihat perubahan menakjubkan pada diri Naruto. Hal
itu dimanfaatkan oleh Kyuubi.
"Braaakkkk." Kyuubi mengerahkan kemampuannya, ia menyemburkan
api panas yang baru ia ciptakan akhir-akhir ini. Api panas yang lebih panas
dari Amaterassu itu membakar tubuh Itachi hingga putera kebanggan dari klan
Itachi itu mati seketika.
"Krekkkkk." Gigi taring itu menancap di leher Sasuke. Membuat
Sasuke gemetar dan lemas seketika. Gigitan beracun yang sangat membahayakan itu
dapat melumpuhkan sistem saraf orang yang digigitnya.
"Hentikan Naruto!" Tsunade datang bersama dengan Sakura.
Sakura menghantam Naruto hingga pria bergigi taring itu terpelanting
menghantam dinding gua.
"Sasuke." Sakura terisak, antara harus membenci atau tetap
mencintai pria yang sudah tak berdaya itu.
Jika kedua ninja medis itu tak datang di waktu yang tepat, mungkin
Sasuke sudah mati oleh kekuatan dahsyat Naruto.
**
Satu bulan berlalu. Waktu singkat yang telah merubah perasaan seseorang.
Uzumaki Naruto, sudah rutin dalam sebulan ini ia selalu mengunjungi rumah sakit
desa untuk menemani puteri cantik dari klan Hyuuga yang sedang terbaring koma
itu. Hinata Chan !
"Narutoooo..." Suara
lembut yang sudah tak asing bagi Naruto itu menyadarkan Naruto dari tidurnya.
Ya, Naruto sampai tertidur di sisi ranjang Hinata.
"Hinata Chan, kau sudah sadar, syukurlah." Naruto menggenggam
tangan gadis yang kini secara tiba-tiba menempati ruang terindah di dalam
hatinya. Terang saja hal itu membuat rona merah terlihat pada pipi hinata yang
menggemaskan itu.
"Maafkan aku, kau hampir.."
"Tidak Narutoooo, ini bukan salahmu." Potong Hinata.
"Hinata Chan, kenapa kau sampai bertindak begitu? Dan apa yang
membuatmu sangat menyukaiku, jujur aku merasa tak pantas mendapatkan cinta
sebesar itu darimu, tak ada yang bisa kubanggakan dari diriku, Hinata
Chan...." Lirih Naruto.
"Jika kita mencintai seseorang karena sesuatu maka cinta itu akan
segera menghilang disaat sesuatu itu hilang dari orang yang kita cintai, Naruto
Kuuuuun." Jawab Hinata.
Sebaris kalimat yang membuat jiwa Naruto begitu tenang dan damai
setelah mendengarnya.
setelah mendengarnya.
Naruto bangkit.
"Mulai hari ini aku akan melindungimu Hinata Chan, aku akan
menyerahkan hidupku hanya untuk melindungimu." Tutur Naruto, membuat
Hinata sangat bahagia mendengarnya.
"Apa maksudmu Narutoooo?" Lagi-lagi suara lembut itu
melelehkan hati Naruto.
Naruto mengambil sesuatu dari saku celana berwarna oren miliknya.
"Will you marry me Hinata Chan?" Sebuah cincin terpampang
jelas di hadapan Hinata. Cincin yang sama sekali tak ia sangka akan didapatnya
dari seorang Naruto.
"Jadilah ibu dari cucu-cucu hokage ke-4 Hinata Chaaaaaan!!!"
Ucap keras Naruto sangat bersemangat membuat teman-teman Naruto, Neiji,
Shikamaru, Choji dan Tenten yang sedang lewat di depan kamar rawat Hinata itu
terkejut.
"Naruto Kuuuuuuuuun, aku mauuuuuuuu....." Jawab lembut Hinata
membuat Naruto berjingkrak-jingkrak kegirangan.
Salju. Sejak hari ini, pria berambut kuning itu tak lagi menyukai musim
semi. Musimnya telah berganti, ia jauh menyukai musim dingin yang bersalju.
Karena di musim ini, ia mendapatkan cinta sejatinya. Cinta apa adanya dari
seorang gadis yang selalu memandangnya sebagai pria spesial di dunia ini, cinta
dari seorang gadis yang membuat gadis itu diam gemetar saat di hadapannya,
cinta dari seorang gadis yang mampu menyadarkannya bahwa cinta bukanlah sesuatu
yang didapat atas permohonan.
"Jika kita mencintai seseorang karena sesuatu maka cinta itu akan
segera menghilang disaat sesuatu itu hilang dari orang yang kita cintai."
-Hinata Hyuuga-
THE END